Kamis, 30 April 2009

my face







my friends and i

Internet Explorer 8, Browser Tercepat Paling Aman dari Microsoft

Setelah melalui tahap uji coba dengan diluncurkannya versi Release Candidate dari Internet Explorer 8 beberapa waktu yang lalu, akhirnya Microsoft menyelesaikan versi final dari browser andalannya tersebut. Internet Explorer 8 final version secara resmi oleh Microsoft pada hari Kamis (18/03) yang lalu telah diluncurkan ke publik.

Peluncuran Internet Explorer 8 ini sebenarnya telah lama dinantikan publik, mengingat hingga saat ini Internet Explorer (IE) masih mendominasi market browser Internet di seluruh dunia. Dengan kata lain, browser terbaru besutan Microsoft ini tetap akan mempunyai captive market-nya sendiri yang menjamin kecepatannya dalam penerimaan konsumen. Microsoft sendiri mengklaim browser terbarunya, Internet Explorer 8 (IE8) ini sebagai browser tercepat paling aman yang pernah mereka buat.

Microsoft sendiri tidak main-main dengan pernyataan tersebut, mengingat selain menambahkan aspek kecepatan, Microsoft juga menambahkan feature ‘Domain Highlighting’ yang secara otomatis akan menyorot nama top level domain halaman situs yang kita akses. Selain itu SmartScreen Filter juga akan mendukung keamanan user dengan cara memberikan peringatan otomatis pada saat user mengakses halaman-halaman situs yang dianggap berbahaya oleh Microsoft.

Dari versi Release Candidate yang ditawarkan Microsoft dalam Internet Explorer ini, setidaknya kita bisa mengetahui ada 3 feature unggulan yang ditawarkan dalam browser ini, yaitu Webslices, Accelerator, dan Visual Search.

Webslice sebagai salah satu feature unggulan dalam Internet Explorer akan memberikan kemudahan bagi user dalam hal akses informasi website. Tidak dapat dipungkiri, dalam aktivitas browsing yang kita lakukan setiap hari, sebenarnya kita hanya membutuhkan beberapa bagian informasi saja dari setiap situs yang kita kunjungi. Kecenderungan inilah yang difasilitasi oleh Microsoft dalam Internet Explorer 8 ini. Kita dapat mengumpulkan dan mengikuti bagian dari informasi-informasi penting yang ingin kita ikuti perkembangannya dari berbagai situs yang sering kita kunjungi, hanya dengan cara click tombol ‘Webslices’. Setelah menerapkan ‘Webslices’ pada bagian tersebut, maka browser secara otomatis akan menampilkannya pada ‘Favourite Bar’. Namun feature ini mungkin belum sepenuhnya dapat kita terapkan untuk website-website dalam negeri, karena untuk dapat memakai feature ini, dari sisi teknologi web development situs yang bersangkutan harus sudah dipastikan kompatibilitasnya terlebih dahulu.

Selain webslice, dua feature penting lainnya adalah Accelerator dan Visual Search. Accelerator berguna untuk mendapatkan informasi cepat dari setiap kata yang kita pilih (highlited) pada saat kita membaca sebuah artikel tanpa kita harus berpindah halaman browser. Tentunya proses ini akan mempercepat proses pembacaan kita terhadap sebuah artikel atau berita, tanpa kita harus mencari kembali secara manual kata-kata yang ingin kita pahami artinya dalam sebuah pemberitaan, dengan cara meng-copy dan mencari artinya melalui halaman lain dari browser. Dengan Accelerator ini, user akan dapat dengan mudah menemukan berbagai opsi definisi mengenai sebuah kata. Ada beberapa opsi keterangan yang dapat kita pilih dalam Accelerator ini, antara lain ‘Blog with Windows Live’, ‘Email with Windows Live’, ‘Map with Live Search’, ‘Search with Google’ hingga ‘Translate with Live Search’.

Sedangkan Visual Search merupakan feature pencarian bergambar, yang diharapkan akan lebih memperkaya hasil pencarian yang diberikan sehingga dapat lebih memuaskan user dari sisi content maupun visual. Konsep Visual Search ini sendiri sebenarnya berangkat dari kenyataan bahwa aspek visual manusia memegang peranan penting dalam pemahamannya akan suatu hal. Dengan menampilkan tidak hanya content, namun juga gambar-gambar yang mendeskripsikannya, diharapkan akan semakin meningkatkan kepuasan user dalam mendapatkan hasil dari pencarian yang dilakukannya.(dna)



Diskusikan berita ini di Diskusi BeritaNET.com

Dampak Konvergensi TI dan Telekomunikasi Oleh: Ikbal Maulana

Banyak perangkat teknologi digital telah berhasil menyingkirkan perangkat lama yang berbasis teknologi analog dari pasaran. Kualitas kemampuan teknologi digital memang jauh lebih unggul. Pemutar musik digital memiliki suara yang lebih jernih. Video digital memiliki kualitas gambar yang jauh lebih baik dibandingkan video analog. Namun, dampak terbesar dari digitalisasi adalah terbukanya kemungkinan untuk mengintegrasikan produk-produk yang semula terpisah-pisah menjadi satu, atau yang dikenal dengan konvergensi teknologi.

Konvergensi teknologi bisa dengan mudah kita dapati pada ponsel-ponsel canggih yang beredar di pasaran saat ini. Dengan ponsel tersebut kita bisa menelpon, mendengarkan musik, memotret, melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sebelumnya hanya bisa dilakukan di komputer. Sepuluh tahun yang lalu kita membutuhkan peralatan yang berbeda-beda untuk melakukan itu semua. Bahkan melalui layanan 3G dan dengan ponsel yang sesuai, kita bisa berkomunikasi sambil bertatap wajah dengan lawan bicara kita, sesuatu yang sebelumnya hanya bisa disaksikan di filem Dick Tracy atau filem-filem fiksi ilmiah yang mengisahkan masa depan.

Digitalisasi memungkinkan data yang dihasilkan oleh suatu perangkat bisa diproses oleh perangkat lain. Misalnya, gambar yang dihasilkan kamera digital bisa diproses di komputer dengan software Photoshop. Hasil pengolahan foto ini kemudian dirangkai dengan tulisan-tulisan maupun gambar-gambar lain dengan menggunakan software desktop publishing untuk dijadikan majalah. Kemampuan memanfaatkan data yang sama dengan perangkat yang berbeda-beda, membuka jalan bagi konvergensi teknologi-teknologi digital.

Perkembangan teknologi yang sangat cepat terutama diperlihatkan oleh konvergensi teknologi informasi (TI) dengan telekomunikasi. Kini orang bisa mengakses Internet dari mana-mana, termasuk dari kafe maupun taman, secara nirkabel. Ponsel yang dilengkapi GPS, yang memanfaatkan sinyal satelit, bisa membantu pengendara mobil menjelajahi daerah yang tidak dikenalinya. Pemilihan pemenang kontes-kontes menyanyi - seperti Indonesian Idol atau KDI - oleh pemirsa TV, dimungkinkan karena adanya jaringan telekomunikasi seluler untuk menyalurkan SMS dengan komputer yang menjalankan aplikasi SMS gateway. Dan, masih banyak lagi bentuk-bentuk konvergensi TI dan telekomunikasi yang telah dimanfaatkan di masyarakat.

Konvergensi TI dan telekomunikasi mula-mula terjadi di level terminal (perangkat penerima) dan di level layanan jaringan secara terpisah. Di level terminal, perangkat ponsel secara bertahap menggabungkan perangkat-perangkat lain yang awalnya tidak berhubungan dengan telekomunikasi - pemutar musik, game console, kamera, sampai komputer saku atau personal data assistant (PDA) - melebur jadi satu. Jika perangkat telepon sambungan tetap hanya berfungsi sebatas untuk komunikasi suara, perangkat ponsel berkembang menjadi perangkat komunikasi, hiburan, sampai bisnis. Anak-anak muda bisa menghabiskan waktunya dengan mendengarkan musik atau bermain game di ponsel. Pebisnis yang semula mencemaskan waktunya bakal habis ditelan kemacetan lalu-lintas Jakarta, bisa memanfaatkan waktunya untuk mengerjakan sebagian pekerjaan kantor di mobil dengan PDA yang terintegrasi dengan ponsel.

Di level jaringan, konvergensi teknologi menjadikan jaringan telekomunikasi - baik sambungan tetap maupun nirkabel - tidak hanya untuk mengalirkan suara, tetapi juga berbagai jenis data, termasuk untuk akses Internet. Mula-mula akses Internet hanya melalui komputer meja dari rumah atau kantor. Namun, layanan Internet melalui jaringan nirkabel memungkinkan orang mengakses Internet dari mana saja, dengan menggunakan komputer notebook ataupun PDA yang lebih mungil, tanpa tergantung lagi pada rentangan kabel. Saluran telekomunikasi satelit malah sudah lama memfasilitasi konvergensi layanan, mulai dari suara, data sampai siaran TV.

Konvergensi terminal dan konvergensi jaringan secara sendiri-sendiri tidak berlangsung lama, ke dua level ini pun kemudian menjadi konvergen juga. Pengguna menjadi lebih dimanjakan lagi. Akses Internet bisa dilakukan langsung dari ponsel yang menjalankan browser. Bahkan tanpa Internet pun, melalui saluran telekomunikasi seluler orang bisa mengakses berbagai jenis informasi, termasuk melakukan transaksi perbankan. Mula-mula orang bisa chatting atau menelpon melalui komputer ke pengguna komputer lain, kini melalui komputer orang juga bisa menghubungi orang yang menggunakan ponsel. Di masa lalu, ketika di tengah perjalanan, PDA hanya berfungsi sebagai komputer stand alone, yang tidak terhubung ke mana-mana karena tidak bisa menjangkau jaringan komputer kantor, kini PDA yang menyatu dengan ponsel bisa secara terus-menerus terhubung dengan jaringan komputer kantor. Tanpa menunggu sampai kantor, seorang karyawan bisa mengakses basis data kantor. Akibatnya, jika dimanfaatkan secara cerdik, ponsel bisa menghemat kegiatan operasional perusahaan atau membuka peluang bisnis baru, bukan sekedar asesori pengangkat citra canggih dan keren saja.

Sebagai media hiburan banyak kemungkinan bisa diwujudkan. Melalui jaringan seluler, gambar TV yang jernih bisa disebarkan. Selera musik kita bisa dipamerkan ke orang-orang yang menelpon kita berkat layanan ring back tone. Pengguna seluler juga bisa memperluas jangkauan dan mengintensifkan kontak sosialnya video call. Anak-anak muda bisa bermain game melawan orang lain yang berjauhan, atau bahkan yang tidak pernah ditemuinya sekalipun.

Konvergensi TI dan telekomunikasi telah dan akan memberikan peluang-peluang baru dalam bisnis. Bahkan bagi Indonesia, perkawinan TI dan telekomunikasi seluler memiliki akibat bisnis yang lebih besar dibandingkan dengan Internet. Ketika paruh kedua tahun 90-an bisnis di Internet (dotcom) mengalami perkembangan luar biasa, sebagian kalangan bisnis di Indonesia juga memiliki harapan-harapan yang sama dengan yang ada di negara-negara maju. Maka, mulai dari tiruan Amazon sampai tiruan Yahoo bermunculan, pendirinya berharap bisa meraih sukses yang sama. Namun, sayangnya di Indonesia Internet ternyata merupakan media transaksi yang rawan kecurangan. Penggunaan kartu kredit orang lain, sampai pemalsuan identitas kerap terjadi. Contoh, penipuan yang dilakukan orang di tanah air, misalnya ketika BCA meluncurkan situs Internet banking, dalam waktu singkat bermunculan situs-situs palsu dengan nama mirip, sehingga sebagian nasabah BCA ada yang terjebak mengakses situs tersebut dan menyerahkan password atau kata sandinya, yang kemudian digunakan oleh pemilik situs palsu tersebut untuk menguras rekening nasabah. Untuk mengatasi pencurian kata sandi ini, kemudian BCA memberi nasabahnya alat keyBCA yang bisa menghasilkan kata sandi yang berubah-ubah setiap kali login, sehingga bisa mempersulit pemalsuan. Namun, hal ini tentu saja jadi agak mengurangi kenyamanan penggunaan Internet banking.

Mobile banking atau transaksi perbankan melalui jaringan seluler tidak terganggu oleh masalah di atas. Penggunaan jaringan seluler untuk kepentingan transaksi komersial (mobile commerce) lebih aman, karena identitas pengguna lebih jelas, satu nomor ponsel hanya digunakan oleh satu orang. Sedangkan melalui Internet orang bisa mudah berganti-ganti komputer, sehingga identitasnya lebih sulit dilacak. Karena itulah mobile banking lebih sukses di tanah air.

Selain karena pemalsuan, kegagalan Internet commerce di Indonesia antara lain dikarenakan biaya (fee) transaksi dengan kartu kredit yang relatif tinggi yang harus ditanggung penjual, sementara barang-barang yang mereka jual kebanyakan berharga rendah, seperti buku atau VCD. Hal ini membuat pembayaran dengan kartu kredit jadi tidak menarik. Akhirnya toko-toko buku online lebih banyak melakukan pembayaran tunai saat penyerahan barang atau cash on delivery (COD). Namun, secara bisnis COD hanya layak dilakukan jika pelanggan berada dalam kota yang sama dengan lokasi toko online.

Mobile commerce membuka peluang bisnis yang lebih mudah bagi transaksi-transaksi kecil, karena pembayaran bisa dilakukan dengan pulsa. Pulsa ponsel telah menjadi mata uang dalam mobile commerce. Lihat saja bisnis yang telah dimanfaatkan dengan cara ini: pemesanan ring back tone, mengunduh ring tone atau game, berlangganan SMS dari artis atau SMS yang berisi pesan-pesan keagamaan, bahkan sampai memberikan sedekah atau sumbangan.

Bisnis ring back tone bahkan bisa menjadi penyejuk industri musik yang sudah lama didera pembajakan. Sejumlah musisi, seperti Iwan Fals, Samsons, Letto sampai almarhum Chrisye, sempat mendistribusikan lagu-lagunya melalui jaringan telekomunikasi seluler. Lagu Letto yang berjudul Ruang Rindu mencapai angka 3,2 juta untuk penjualan ring back tone. Padahal jika dijual dalam bentuk kaset, untuk bisa laku 1 juta saja sudah sangat luar biasa. Penjualan ring back tone ini lebih bisa menghindari pembajakan. Bahkan penggemar musik juga tidak segan bertransaksi karena biayanya murah karena tidak ada media fisik - seperti keping CD atau kaset - yang digunakan, dan juga caranya mudah karena bisa dilakukan dari ponsel mereka di manapun mereka berada. Secara psikologis orang juga bisa mudah melakukannya karena mereka membayarnya dengan pulsa dalam jumlah kecil, sehingga mereka tidak merasa "mengeluarkan uang".

Konvergensi teknologi memungkinkan orang dengan perangkat yang berbeda-beda mengakses atau bertukar data yang sama. Misalnya satu universitas memasukkan data nilai mahasiswa ke dalam basis data. Kemudian data nilai ini bisa diakses baik melalui situs Web universitas, maupun diakses melalui SMS. Pembicaraan melalui layanan VOIP, dulu harus dari komputer ke komputer. Sekarang dengan Skype, kita bisa menelpon dari komputer ke telepon rumah atau ke ponsel.

Perkembangan konvergensi teknologi juga terlihat pada bisnis game. Mula-mula game dijalankan secara lokal, baik di komputer maupun di ponsel. Popularitas Internet mendorong orang untuk mengembangkan online game sehingga orang bisa bermain game melawan banyak orang yang berada di tempat berbeda-beda dan berjauhan. Popularitas online game juga dikarenakan orang lebih suka bermain melawan orang lain dibandingkan dengan melawan komputer. Online game ini tumbuh menjadi bisnis besar, karena untuk bisa bermain orang harus mendaftar dulu, yang kemudian bisa membayar atau gratis. Pengguna online game juga akan selalu tergantung pada server perusahaan penyedia layanan, sehingga bisnis ini tidak akan digerogoti pembajakan. Perkembangan berikutnya orang bisa bermain game yang sama melalui perangkat berbeda-beda. Sebagian orang bermain dari komputer, sebagian lainnya bermain dari ponsel. Game karya orang Indonesia, seperti Kurusetra misalnya, bisa diakses baik melalui Internet dengan komputer, maupun dengan ponsel melalui jaringan seluler.

Demikianlah, konvergensi TI dan telekomunikasi telah dan masih akan terus melahirkan produk-produk baru dengan kemampuan-kemampuan baru, serta bisnis-bisnis baru pula.***

Penulis adalah peneliti di PTIK, BPP Teknologi.

Teknologi Informasi dan Komunikasi


Industri teknologi informasi dan komunikasi (ICT) telah menjadi bendera baru bagi Norway. Saat ini industri ICT merupakan industri land-based kedua terbesar di Norway berdasarkan pergantian yang terjadi (turnover), dan tidak hanya menciptakan kekayaan tapi juga merupakan pemasok vital bagi sektor bisnis dan umum lainnya. Industri ini terdiri dari berbagai jenis perusahaan berteknologi tinggi yang menciptakan jenis telekomunikasi baru, perangkat keras dan lunak ICT, produk elektronik untuk industri, serta menyediakan layanan konsultasi.

Norwegia merupakan salah satu pengguna ICT per-kapita terbesar di dunia, dengan infrastruktur yang mencakup sistem yang dikembangkan dengan baik dan jaringan kabel fiber optik untuk transmisi dijital. Kapasitas jaringan komunikasi Norwegia mengalami perkembangan pesat, dan sektor telekomunikasi telah melahirkan peneliti dan perusahaan yang mampu bersaing dalam skala internasional. Rangkaian produk yang tersedia termasuk sistem komunikasi satelit, sistem penempatan global, sistem telepon selular, sistem pengelolaan jaringan, sistem transmisi dan teknologi fiber optik.

Perancang perangkat keras Norwegia merupakan kelompok yang inovatif, dan telah mengembangkan beragam produk khusus, seperti sistem konferensi melalui video, peralatan multimedia, transmiter radio dijital, solusi penyimpanan data, terminal kartu kredit dan penyedia tenaga listrik.

Revolusi perangkat lunak Norwegia dipicu oleh perkembangan industri tradisional, seperti minyak, jasa pengiriman dan perikanan. Kebutuhan dari sektor tersebut, serta kemampuan menciptakan serta membiayai solusi dengan teknologi tinggi dengan menekan biaya telah mendorong pengembangan perangkat lunak baru dan terintegrasi. Saat ini terdapat banyak perusahaan di industri ICT yang memasok solusi perangkat lunak dan moduler (termasuk data, customer relations, administratif, dan sistem pengelolaan keuangan) ke hampir seluruh sektor swasta dan publik. Perusahaan Norwegia juga telah menjadi pelopor di bidang telemedicine dan belajar jarak jauh. Solusi canggih mulai dilirik oleh pembeli internasional.

Internet banyak digunakan di Norwegia, dan terus mengalami pertumbuhan secara cepat. Perusahaan Norwegia merupakan yang terdepan dalam bidang teknologi Internet, termasuk pengembangan situs multi fungsi dan Intranet, Web browsers yang sangat cepat, permainan on-line dan solusi e-commerce. Industri ICT Norwegia unggul dalam menemulkan solusi yang mudah digunakan, yang memprioritaskan pengguna dan interaksi antar individu.